EKOWISATA DI AREA TAMBANG: TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI PESISIR LAUT DESA BATU BELUBANG KABUPATEN BANGKA TENGAH

  • Kevin Sabri
Keywords: Ekowisata, Tambang, Ekologi Politik, Pengambilan Keputusan

Abstract

Studi dalam penelitian ini membahas mengenai tantangan pengembangan kawasan ekowisata di pesisir laut Desa Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah yang menjadi perhatian khusus oleh pemerintah dan masyarakat. Namun belum bisa menjadi kawasan ekowisata perikanan karena beberapa persoalan yang terjadi dalam proses pengembangannya. Hal ini berpengaruh pada kondisi lingkungan yang disebabkan oleh tambang laut di wilayah pesisir laut Desa Batu Belubang menjadi rusak akibat penambagan timah laut seperti TI apung dan kapal hisap milik PT. Timah. Pertambangan ini tidak hanya dilakukan di daratan saja, melainkan juga dilakukan di perairan, baik itu sungai maupun laut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengindentifikasi desain pengembangan ekowisata di area tambang pesisir laut Desa Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah dan untuk mendeskripsikan tantangan dalam pengembangan ekowisata di pesisir laut Desa Batu Belubang tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Gerakan sosial baru oleh Rajendra Singh dan teori ekologi politik dari Paul Robbins. Adapun metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tantangan yang terjadi dalam pengelolaan ekowisata dapat memunculkan berbagai persoalan unik, di satu sisi ditemukan masyarakat menjadi perusak lingkungan akibat Ti apung yang dilakukan masyarakat dengan cara pengambilan timah di laut. Justru di sisi lain masyarakat berlomba-lomba untuk pengelolaan ekowisata laut di sepanjang pesisir laut desa batu belubang tersebut. namun aktivitas pertambangan yang dilakukan, khusunya oleh ponton isap produksi (PIP) merupakan aktivitas yang jelas memiliki izinnya karena bermitra dengan PT. Timah selaku pemilik IUP, sedangkan pengelolaan ekowisata dalam hal ini ekowisata pesisir laut desa batu belubang juga memiliki izinnya, hal ini terdapat perbedaan di dalam masyarakat terkait adanya aktivitas pertambangan di kawasan ekowisata pesisir laut desa batu belubang. Dari kedua aktivitas ekowisata dan pertambangan ini justru harus melibatkan masyarakat dan pemerintah untuk pengambilan keputusan dalam memilih pengembangan potensi daerah pesisir laut desa batu belubang dengan secara tegas. Sehingga memunculkan perbaikian-perbaikan lingkungan untuk kedepannya agar lingkungan wilayah pesisir laut desa batu belubang bisa menunjukan potensi ekologi yang baik dan memberikan contoh terhadap wilayah lain dalam menunjukan lingkungan yang konsisten dalam pengelolaannya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arianti, Desi, (2016). Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian dan Keruangan Kota Bukittinggi (pendekatan analisis input output). Jurnal Pembangunan Wilayah dan kota. Vol. 12, No.4, Desember 2016.
Asari, Ayu, dkk. (2018). Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di Desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 6, No. 1, Januari 2018.
Adrian, Krisna, dkk. (2021). Analisis Dampak Aktivitas Proyek Tambang Timah di Perairan Laut Pulau Bangka Terhadap Hak Atas Pekerjaan Nelayan Traditional: Perspektif inclusive Citizenship. Vol. 11, No. 02, November 2021.
Adisukma, Dana, dkk. (2014). Dampak Degradasi Lingkungan Terhadap Potensi Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan di Delta Mahakam: Suatu Tinjauan. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. Vol. 2, No.1, April 2014.
Bahiyah, C., Hidayat, W., Sudarti. (2018).Strategi Pengembangan Pitensi Pariwisata di Pantai Duta Kabupaten Probolinggo.Jurnal Ilmu Ekonomi, 95-103.
Bambang, Pramudyanto, (2014). Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan di Wilayah Pesisir. Jurnal Lingkar Widyaiswara. Vol.1, No.4, Oktober-Desember 2014.
Dewi Anggariani, dkk. (2020). Tambang Pasir dan Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat di Pesisir Pantai. Jurnal of social science, Vol.1, No.1 November 2020.
Dahuri, Rokhimin. (2001). Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir dan Lautan Seiring Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal Pesisir dan Laut, Vol. 17, No. 2 April 2001.
Dedi, Gusman. (2012). Diskursus Pengembangan Pariwisata Dalam Masyarakat. Jurnal Kajian Budaya Universitas Udayana, Vol.1, No.1, Desember 2012.
Erman, erwiza. (2010). Aktor, Akses, dan Politik Lingkungan di Pertambangan Timah Bangka. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Edisi XXXVI/NO.2
Fahrunnisa, dkk. (2015). Dilema Agraria Pesisir Studi Kasus Masyarakat Pesisir Dusun Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi. Jurnal Sosiologi Pedesaan, Vol.03, No.03. hlm: 107-113.
Fikri, Jamal. (2019). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir. Jurnal Hukum, Vol. 2, No. 1.
Ferdiana, Isna Wijayani, (2020). Komunikasi Pariwisata Pertambangan Kabupaten Bangka, Mining Tourism Communication Of Bangka District. Jurnal Inovasi. Vol.14, No.1.
Fuquh Rahmat Shaleh dan Mukti Ali. (2021). Pemilihan Jenis Kegiatan Wisata Dalam Pengembangan Ekowisata Pesisir Pantai Kutang Lamongan, Jurnal Ilmu Perikanan, Vol.12, No.1.
Harisson, Lisa. 2007. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Hakim, Lukman Agus. (2018). Kajian Kebijakan Sumberdaya Alam Berbasis Pada Ekologi Politik. Jurnal Publik Administrasi, Vol. 4, No.2, Desember 2018.
Husamah, dan Atok Miftachul Hudha. (2018). Evaluasi Implementasi Prinsip Ekowisata Berbasis Masyarakat Dalam Pengelolaan Clungup Mangrove conservation Sumbermanjing wetan, Malang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Vol. 8, No. 1, April 2018.
Ira Dillenia dan Luh Putu Ayu Savitri Chitra Kusuma. (2010). Sumberdaya Arkeologi Laut untuk Pengembangan Ekowisata Bahari Di Indonesia: Tinjauan Konsep dan Studi Kasus. Bogor: ikatan sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI)-Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.
Ibrahim, dkk. 2019. Politik Ekologi dan Pelajaran dari kasus Timah Bangka Belitung. Yogjakarta: Istana Media.
Irma, Feberianty, (2017). Strategi Pengembangan Wisata Pesisir Pantai: Studi Kasus Desa Batu Lima, Kuala Tambangan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Dinamika Maritim, Vol. 6, No.1, Agustus 2017.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta:Erlangga.
Jeanne, Darc Noviyanti Manik. (2018). Kebijakan Pertambangan Laut Timah Yang Berdampak Pada Lingkungan. Jurnal Promin, Vol. 2, No.2.
Katrina Jaha Walu dan Nanang Bagus. (2019). Analisis Peran Dinas Pariwisata Dalam Pengembangan Pariwisata Kota Batu. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No.3.
Karlina, Bella. 2015. Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industry (PPPPTK BMTI) Bandung.Universitas Pendidikan Indonesia
Megawandi, Yan. (2020). Pembangunan Pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Pendekatan whole of Goverment. Jurnal Widyaiswara Indonesia, Vol.1, No.2, Juni 2020.
Made, Suryadi, (2014). Pengembangan Wisata Alam Dalam Perspektif Otonomi Daerah dan Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan. Jurnal Media Komunikasi. Vol. 15, No.2 Desember 2014.
Published
2023-10-30